A.
PENGERTIAN
PERJUANGAN
Perjuangan merupakan suatu usaha untuk meraih sesuatu yang
diharapkan demi kemuliaan dan kebaikan. Pada masa penjajahan, perjuangan adalah
segala usaha yang dilakukan dengan pengorbanan, peperangan dan diplomasi untuk
memperoleh atau mencapai kemerdekaan. Sementara itu pada awal kemerdekaan,
perjuangan dilakukan untuk mempertahankan kemerdekaan. Perjuangan mempunyai
arti luas, sehingga apa yang dilaksanakan oleh pahlawan-pahlawan di Nusantara
merupakan peristiwa-peristiwa dalam perjuangan nasional
Indonesia (Susanto Tirtoprojo, 1982:7).[1]
B.
KONSEP
DAN ISTILAH KEBANGSAAN
Konsep
kebangsaan Indonesia tercermin pada semboyan Bhineka Tunggal Ika, walaupun
terdiri atas berbagai suku-bangsa dan golongan yang tersebar di beribu-ribu
pulau, namun kita tetap berbangsa satu bangsa Indonesia. Untuk memelihara
keutuhan bangsa dan negara, dibutuhkan rasa persatuan yang terus-menerus
dipupuk, seraya mencegah timbulnya pemikiran seolah persatuan bangsa dapat
tercipta dalam kehidupan yang terpecah-pecah menjadi beberapa negara.
Sebaliknya, satunya kehidupan dalam satu negara pun jangan sampai menghilangkan
eksistensi keaneragaman budaya dari berbagai suku bangsa yang ada, segala
perbedaan diantara kita harus dipandang sebagai kekayaan bangsa, bukan sebagai
beban yang harus dipertentangkan. [2]
C.
SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA DAN SEMANGAT KEBANGSAAN
Menurut Surjomiharjdjo (1989) perjuangan bangsa untuk mencapai
kemerdekaan di Negara-negara asia yang pernah mengalami prosess penjajahan,
pada umumnya mencapai puncak pada pertengahan abad ke 20 yakni melalui proses
dekolonisasi antara tahun1945-1955 negara-negara yang merdeka dalam periode tersebut
selain Indonesia adalah Libanon dan Srilangka (21 juni 1945), Yordania (22 maret
1946), Filipina (4 juli 1946), India dan Pakistan (15 agustus 1947) , Burma
atau Miyanmar (4 januari1948), Srilangka (4 febuari 1948), Vietnam (20 juli
1954), dan masih banyak lagi Negara-negara lain yang merdeka yang utama setelah
diadakan nya konfrensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Perjuangan
untuk melepaskan diri dari penjajah telah dilakukan di berbagai daerah di
nusantara jauh sebelum abad ke 20, hanya perjuangannya belum bersifat
nasional atau kebangsaan untuk membentuk suatu Negara bangsa.
1. Perjuangan Sebelum Abad XX
Pada awal abad ke-16 mulai terdapat suasana baru diperairan
Indonesia, yaitu munculnya para pelaut berkulit putih dari Eropa yang diawali
oleh orang-orang Portugis. Kemunculan para pelaut asing ini, dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya :
a.
Dorongan
ekonomi, mereka ingin membeli rempah-rempah dari Maluku dengan harga rendah dan
menjualnya di Eropa dengan harga tinggi.
b.
Melaksanakan
misi penyebaran agama Kristen
c.
Orang-orang
Portugis gemar berpetualang karena mereka ingin melihat dunia di luar tanah
airnya.
d.
Kemajuan
ilmu dan tekhnik pelayaran menyebabkan para pelaut itu bisa berlayar sampai ke
perairan Indonesia.
Sejak kedatangan Bangsa Portugis pada abad ke XV, ketenangan
perdagangan di Indonesia mulai terganggu. Ancaman terhadap kemerdekaan
Indonesia makin besar setelah Portugis berhasil menguasai Bandar Malaka pada
tahun 1511. Portugis berdagang dengan sistem monopoli dan membuat
peraturan-peraturan yang sangat merugikan para pedagang di Selat Malaka.
Akibatnya, Malaka mulai dijauhi oleh para pedagang dan mereka beralih ke Aceh.
Perlawanan rakyatpun mulai timbul, terutama di Demak, Aceh dan Ternate.
Contohnya adalah perjuangan rakyat Demak melawan Portugis. Sejak
semula Raja Demak Raden Patah, menyadari bahaya yang mengancam dari Maluku yang
telah jatuh ketangan Portugis tahun 1521. Karena itu, Demak berusaha untuk
mepersulit Portugis.
Pada tahun 1513, Pati Unus putra Raden Patah, menyerang Malaka
tetapi gagal karena persenjataan dan kekuatan armada kapal Demak tidak seimbang
dibandingkan milik Portugis.
Pada tahun 1518 – 1521, Pati Unus memerintah Demak menggantikan
ayahnya. Selama memerintah, ia selalu memusuhi Portugis. Sikap ini sangat
merugikan Portugis karena Malaka selalu mengimport beras dan garam dari Demak.
Sementara itu, dalam kesempatan lain Portugis mengincar pulau jawa
tetapi Demak berusaha keras manghalau mereka. Demak berusaha mempersatukan kerajaan-kerajaan
pantai utara Jawa, seperti Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon dibawah pimpinan
Demak untuk menghadapi Portugis dan menghalaunya kembali ke Malaka.
2. Organisasi-organisasi Pergerakan Kebangsaan Politik dalam Upaya
Perlawanan Terhadap Penjajah
Pendidikan dalam masyarakat Indonesia memberi kesempatan kepada
kaum cerdik pandai untuk bergerak. Pemerintah membuka sekolah-sekolah dengan
sistem pendidikan barat yang menghasilkan golongan cerdik pandai yang kemudian
hari memagang peran penting dibidang politik. Mereka manyadari bahwa nasib nusa
dan bangsa ini juga ditentukan oleh persatuan dan politik. Pergerakan bangsa
Indonesia melalui organisasi modern atau politik baru tumbuh mulai tahun 1908.
Bentuk dan strategi organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam
upaya perlawanan terhadap penjajah adalah sebagai berikut:
a.
Budi
Utomo
Pelopor Budi Utomo adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini
didirikan oleh para mahasiswa Sekolah Dokter Pribumi, antara lain Sutomo,
Suradji, dan Gunawan Mangun Kusuma pada tanggal 20 Mei 1908 di Jakarta. Pada
bulan Oktober 1908, Budi Utomo mengadakan Kongres yang pertama di Yogyakarta
dan menghasilkan keputusan:
1)
Budi
Utomo tidak ikut kegiatan politik.
2)
Kegiatan
utamanya ditujukan pada bidang pendidikan dan budaya.
3)
Ruang
geraknya hanya di Jawa dan Madura
b.
Sarikat
Islam
Berdirinya Sarikat Islam didahului oleh sarikat dagang Islam(SDI)
yang didirikan pada tahun 1911 oleh KH. Samanhudi atas usulan R.M. Tirto
Adisuryo. Tujuan organisasi ini adalah memajukan perdagangan Indonesia dan
anggotanya mula-mula hanya para pedagang yang beragama Islam. Pada tahun 1912
SDI mengadakan Kongras di Surabaya dimana nama SDI diubah menjadi Serikat Islam
(SI) dengan ketua umum H. Oemar Said Tjokroaminoto. Tujuan SI adalah memajukan
perdagangan Indonesia, kesejahteraan rakyat dan menganjurkan cara hidup menurut
ajaran agama Islam. Pada tahun 1919 muncul Central Serikat Islam yang
berkedudukan di Solo dengan H. Oemar Said Tjokroaminoto sebagai ketuanya. Pada
tahun 1930, partai Sarikat Islam menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII)
dan H. Agus Salim Terpilih menjadi ketuanya.
c.
Indische
Partije
Indische Partije (IP) didirikan pada tahun 1912 oleh tiga serangkai
Suwardi Suryaningrat, Dr. Tjiptomangkusumo dan E.F. E. Douwes Dekker. Partai
politik ini berusaha mempersatukan kaum Belanda-Indo yang merasa tidak puas
dengan tindakan-tindakan pemerintah Belanda terhadap Bangsa Indonesia yang
menentang politik penjajahan Belanda. Tujuan Politik ini adalah menghidupkan
rasa kebangsaan dikalangan golongan tersebut untuk bersama-sama mempersiapkan
pembentukan tanah air Indonesia merdeka.
d.
Sumpah
Pemuda 1928
1)
Kongres
Pemuda
Sejak tahun 1926 terlihat adanya kecenderungan ke arah penyatuan
organisasi-organisasi yang telah ada. Organisasi-organisasi tersebut bersifat
nasional dan langsung memasuki gelanggang politik. Organisasinya yaitu
perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia (PPI) dan Pemuda Indonesia.
2)
Kongres
Pemuda I
Kongres ini diselenggarakan pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 di
Jakarta. Dalam kongres ini ditekankan pentingnya persatuan dan kesatuan para
pemuda untuk mencapai Indonesia merdeka. Konres pemuda I ini menerima persatuan
dan kesatuan Indonesia, tetapi gagal membentuk badan sentral karena masih
adanya perbedaan pendapat dan kesalahpahaman diantara mereka. Pemufakatan
Perhimpunan Politik Kebangsaan (PPKI) yang diketuai oleh Ir. Soekarno terbentuk
pada tanggal 17 Desember 1926.
3)
Kongres
Pemuda II
Kongres ini diselenggarakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928 di
Jakarta. Kongres yang dihadiri oleh Organisasi Pemuda dan sejumlah tokoh
politik seperti Sukarno, Sartono, Surnayo ini membawa semangat nasionalisme ke
tingkat yang lebih tinggi karena para utusan yang datang mengucapkan sumpah
yang berbunyi sebagai berikut :
a)
Kami
Putera dan Puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia.
b)
Kami
Putera dan Puteri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangasa Indonesia.
c)
Kami
Putera dan Puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Keputusan yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 ini dikenal
dengan nama Sumpah Pemuda.[3]
e.
Perhimpunan
Indonesia
Pada awalnya organisasi ini diberi nama Indische Vereniging yaitu
pada tahun 1908. Kemudian pada tahun 1922 namanya diubah menjadi Perhimpinan
Indonesia (PI) yang diketuai oleh Noto Suroto. Perjuangan PI adalah untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia. Untuk menunjang perjuangannya PI menerbitkan sebuah
majalah yang diberi nama Indonesia Merdeka, untuk mengobarkan semangat rakyat
Indonesia demi mencapai kemerdekaan.
f.
Partai
Nasional Indonesia
Didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927. Didrikan oleh Ir.
Sukarno, Ir. Anwari, Mr. Sartono, Mr. Sunaryo, dan Mr. Budiarto yang dipimpin
oleh Ir. Sukarno. PNI merupakan partai yang berasaskan nasionalisme (untuk
kepentingan nasional).
Pada tanggal 14 Desember 1929 para tokoh PNI ditangkap. Mereka
diadili di Bandung. Dipengadilan Ir. Sukarno mengajukan pidato pembelaan yang
berjudul Indonesia Menggugat. Dalam pidato pembelaannya Ir. Sukarno mengecam
penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Akhirnya, para tokoh PNI yang diadili
itu dijatuhi hukuman penjara dan pada tahun 1931 PNI bubar.
g.
Partai
Indonesia
PI didirikan oleh Mr. Sartono pada tanggal 30 April 1931. Asas dan
tujuan PI sama dengan asas dan tujuan PNI. Sejak bergabungnya Ir. Sukarno pada
tanggal 31 Desember 1931 PI mengalami kemajuan pesat dan semakin berani dalam
berjuang.
Setelah Ir. Sukarno ditangkap pada tanggal 1 Agustus 1933 dan
dibuang ke Ende di pulau Flores NTT, ruang gerak partindo semakin sempit. Dan
akhirnya, pada tanggal 18 November 1936 PI membubarkan diri.
h.
Pendidikan
Nasional Indonesia
Didirikan pada tahun 1931 oleh Drs. Moh. Hatta dan Sultan Syahrir.
Partai ini berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Pada
tahun 1934 Drs. Moh. Hatta dan Sultan Syahrir ditangkap. Mereka dibuang ke
Digul, Irian Jaya. Kemudian dipindah ke Bandaneira di kepualauan Maluku.
Pimpinan PNI baru lainnya juga banyak yang ditangkap oleh pemerintah Hindia
Belanda.
i.
Partai
Indonesia Raya
Didirikan di Surabaya pada tahun 1935, partai ini merupakan
penggabungan dari partai bangsa Indonesia dan Budi Utomo yang diketuai oleh Dr.
Sutomo. Tujuan didirikannya Parindra adalah memperkokoh semangat kebangsaan dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat, seperti mendirikan bank, koperasi, badan
usaha perdagangan, rukun tani, poliklinik kesehatan, dan penti asuhan. Parindra
juga berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Parindra juga giat
memberantas buta huruf.
j.
Gerakan
Rakyat Indonesia
Didirikan pada tanggal 14 Mei 1937 di Jakarta oleh Dr. Adnan Kapau
Gani, Mr. Sartono, Mr. Wilopo, Mr. Moh. Yamin, dan Mr. Amin Syarifudin.
Tujuannya adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Gerindo juga menghendaki
kebebasan berpolitik, ekonomi dan sosial.
k.
Gabungan
Politik Indonesia
Didirikan di Jakarta pada tahun 1939 yang dipimpin oleh Abi Kusno
Cokrosuyoso dari PSII, Amir Syarifudin dari Gerindo, dan Moh. Husni Thamrin
dari Parindra. Tujuannya adalah mempersatukan organisasi-organisasi kebangsaan
yang telah ada di Indonesia, diantaranya Gerindo Parindra, PII, dan PSII.
l.
Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Ky. H.
Ahmad Dahlan. Tujuannya adalah dalam usaha mengembalikan kemurnian agama Islam
berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist. Muhammadiyah bergerak dibidang agama,
pendidikan dan sosial. Organisassi ini mendirikan berbagai jenis sekolah, rmah
sakit, poliklink, panti asuhan dan kepanduan.
m.
Taman
Siswa
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 03 Juli 1922 oleh Ki Hajar
Dewantara (R.M. Suwardi Suryaningrat). Taman siswa bergerak dibidang pendidikan
dan bercorak kebangsaan. Tujuannya adalah memberikan pendidikan kebangsaan
kepada bengsa Indonesia.
n.
Nahdlatul
Ulama
Didirikan pada bulan Januari 1926 di Surabaya oleh Ky. H. Hasyim
Asyari. NU merupakan organisasi sosial dan keagamaan. Organisasi ini banyak
mendirikan pondok pesantren, sekolah, poliklinik, koperasi, panti asuhan dan
masjid. NU juga berjuang untuk mencapai kemerdekaan indonesia.[4]
D.
PEMBELAJARAN
SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Untuk mengajarkan materi sejarah perjuangan bangsa dan
organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan
terhadap penjajah pada siswa SD/MI dapat menggunakan metode ceramah aktif dan
metode card sort (sortir kartu).
Metode ceramah aktif merupakan cara menyajikan pelajaran melalui
penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa dengan
disertai tanya jawab. Sedangkan metode card sort merupakan kegiatan kolabiratif
yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi,
fakta, tentang objek atau mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam
strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan.[5]
Langkah-langkah pembelajaran materi sejarah perjuangan bangsa dan
organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan
terhadap penjajah adalah sebagai berikut:
1.
Tahap
Persiapan
a.
Guru
menyiapkan materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi
pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah
b.
Guru
menyiapkan alat bantu berupa potongan kertas yang terdiri dari kartu induk (topik
utama) dan kartu rincian yang berisi informasi tentang materi sejarah
perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi pergerakan kebangsaan politik dalam
upaya perlawanan terhadap penjajah.
2.
Tahap
Pelaksanaan
a.
Kegiatan
awal
1)
Guru membuka pelajaran
dengan salam
2)
Guru mengabsen atau
memeriksa kehadiran siswa siap belajar, serta menyiapkan media dan sumber
belajar.
3)
Guru menanyakan siswa
sebelum berangkat sekolah.
4)
Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
5)
Guru memberikan
penjelasan tentang langkah-langkah dan kegiatan yang akan dilakukan dalam
pembelajaran
b.
Kegiatan inti
1)
Guru
menyampaikan materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi
pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah dan
disertai dengan tanya jawab.
2)
Guru
membagikan kartu yang sudah disiapkan, yaitu berupa kartu induk dan kartu
rincian yang berisi materi sejarah perjuangan bangsa dan organisasi-organisasi
pergerakan kebangsaan politik dalam upaya perlawanan terhadap penjajah.
Perkirakan jumlah kartu sama dengan jumlah murid di kelas.
3)
Seluruh
kartu diacak atau dikocok agar campur.
4)
Guru
membagikan kartu kepada siswa dan pastikan masing-masing siswa memperoleh satu
(boleh dua).
5)
Guru
menyuruh siswa untuk bergerak mencari kartu induknya dengan mencocokkan kepada
teman sekelasnya.
6)
Setelah
kartu induk beserta seluruh kartu rinciannya ketemu, guru memerintahkan
msing-masing siswa membentuk kelompok dan menempelkan hasilnya dipapan secara
urut.
7)
Guru
melakukan koreksi bersama setelah semua kelompok menempelkan hasilnya.
8)
Salah
satu penanggung jawab kelompok untuk menjelaskan hasil sortir kartunya kemudian
mintalah komentar dari kelompok lainnya.
9)
Guru
memberikan apresiasi setiap hasil kerja siswa.[6]
c.
Kegiatan
akhir
1)
Siswa bertanya Jawab
dengan guru tentang materi pelajaran yang belum dipahami.
2)
Siswa bersama guru
menyimpulkan materi pembelajaran
3)
Siswa mengerjakan
evaluasi secara tertulis
4)
Guru menyampaikan salam
penutup
[2]http://www.pesonagetar.com/kategori/berita-332-wawasan-kebangsaan-dan--sistem-keamanan-perbatasan-demi-keutuhan-bangsa-dan-negara.html
[3] Elly M. Setiadi, Panduan Kuliah Pendidikan Pancasila untuk
Perguruan Tinggi (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2003), Hlm 19-25
[4] Tim Nusantara,
IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) (Semarang : CV. Aneka Ilmu. 2000). Hlm.
29-34
[5] Syaiful Bahri
Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2012), Hlm. 394
[6] Ismail SM, Strategi
Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem (Semarang : Rasail Media Group,
2008), Hlm. 88-89
Tidak ada komentar:
Posting Komentar